Dalam dunia konstruksi sangat penting untuk melakukan penilaian prestasi pekerjaan. Ini dilakukan untuk mencairkan uang dari owner. Progress yang dilakukan bisa perminggu, perbulan, perdua bulan, pertiga bulan sesuai kesepakatan dengan owner dan konsultan yang diangkat owner.
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan merupakan bagian penting dari sistm informasi dalam proyek unutk melakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan rencana kerja. Monitoring dan evaluasi dibuat dalam bentuk laporan kemajuan / progress secara aktual dilapangan. Menurut Ervianto,2004. hasil monitoring yang dilakaukan di lapangan dapat menyimpulkan pencapaian pekerjaan yang telah dilakukan.
Cara menghitung progress pekerjaan proyek menggunakan rumus sebagai berikut
Progress = (volume pekerjaan sudah dikerjakan / volume pekerjaan total) x 100%
Langkah-langkah untuk melakukan progress adalah :
- Mengidentifikasi item pekerjaan yang sudah berjalan dan membandingkan rab rencana dengan di lapangan.
- Membreakdown atau menguraikan lagi dalam pekerjaan itu terdapat sub item pekerjaan apa saja. Misalkan pekerjaan kolom terdapat sub pekerjaan bekisting, beton, dan pembesian.
- Membuat kesepakatan batasan sebuah pekerjaan dapat dihitung progressnya dengan owner atau konsultan, seperti pekerjaan pondasi sumuran dapat dihitung progressnya jika cincin sumuran sudah terpasang semua, atau pile cap beton baru dapat dihitung progressnya jika sudah terpasang besi,bekisting dan beton.
- Membuat kesepakatan skema pembobotan progress dan payment dengan owner, kapan waktu klaim progress dinyatakan sah untuk melakukan klaim dan besaran bobot untuk mengajukan klaim pembayaran, misalnya di bulan 1 progress harus sampai 6% jika ingin mengajuan klaim pembayaran pekerjaan atau klaim pembayaran boleh dilakukan jika progress pekerjaan sudah mencapai bobot 30% dan bisa dilakukan di bulan ke 3.
- Membuat kesepakatan uang muka, retensi, misalkan pembayaran uang muka dilakukan secara penuh diawal atau dibayarkan per progress dan setiap pembayaran pekerjaan dikurangi retensi setiap progress.
- Melakukan survey atau mapping ke lapangan bersama dan menghitung bersama yang ditanda tangani oleh pihak owner dan konsultan dengan kontraktor, karna seringkali pihak owner menganggap pekerjaan tersebut belum layak di progress namun kontraktor memasukkannya dalam progres, atau jika ada konsultan nakal yang ingin mempersulit kontraktor dengan cara menghambat progress kontraktor dengan mangacaukan batasan perhitungan progress dan menolak klaim kontraktor.maka hal ini perlu dilakukan. Agar kontraktor maupun owner tidak ada kecurigaan antara satu sama lain.
- Mapping pekerjaan dilapangan yaitu dengan membandingkan gambar shoprawing dengan real di lapangan dan manandai bagian yang telah dilaksanakan tersebut digambar shopdrawing dan mencatat tanggal setiap melakukan mapping di gambar.
- Memfoto pekerjaan yang sedang di progress secara berkala, sebagai bukti pekerjaan telah dilaksanakan.
- Menghitung volume pekerjaan berdasarkan gambar shopdrawing, misalkan pekerjaan pembesian kolom yang sudah terpasang pada volume adalah 500kg ,bekistng yang dikerjakan sudah 25 m2, beton yang sudah dikerjakan 2 m3 dan sebagainya.
- Menghitung progress pembayaran yaitu dengan mengalikan volume dengan
- Hasil volume yang sudah dikerjakan tersebut kemudian dibagi dengan volume pekerjaan total dikali 100%.
- Volume yang sudah dihitung dikalikan dengan harga upah per satuan sesuai dengan kesepakatan.
- Lakukan hal yang sama dengan sub-sub pekerjaan lain.
Cara menghitung progress pekerjaan proyek dengan mudah, contoh cara menghitung progress pekerjaan proyek dengan mudah hitungan sebagai berikut,
Pada sebuah proyek Gedung 3 lantai terdapat seorang mandor struktur akan melakukan pengajuan opname pekerjaan kolom lantai 1. Volume total pekerjaan kolom adalah pembesian 1500 kg, bekisting 85m2, beton 12 m3. Berapa jumlah pembayaran yang harus dibayar kepada kontraktor tersebut jika harga satuan untuk untuk, beton Rp.1.100.000/m3, pembesian RP.18.000/kg dan bekisting Rp.210.000 / m2?
A. Identifikasi item pekerjaan
Pekerjaan yang sudah dikerjakan adalah bekisting kolom, beton kolom, pembesian kolom pada lantai 1.
B. Menghitung volume sub pekerjaan
Pembesian kolom yang sudah dikerjakan dilantai 1 adalah 900 kg. Luas bekisting kolom yang sudah dikerjakan pada lantai adalah 85 m2. Volume beton kolom yang sudah dicor lantai 1 adalah 17 m3.
C. Persentase pekerjaan
Pekerjaan pembesian = 17/85 x 100 % = 60 %
Pekerjaan bekisting kolom = 900/1500 x 100 % = 20%
Pekerjaan beton kolom = 1/12 x 100 % = 6.25 %
D. Perhitungan opname atau biaya
Pembesian kolom = 1500 kg x Rp 18.000 /kg = Rp 27.000.000,-
Bekisting kolom = 17 m2 x Rp 210.000 / m2 = Rp 3.570.000,-
Beton kolom = 1 m3 x Rp 1.100.000 / m3 = Rp 1.100.000,-
Total = Rp 31.670.000,-
Retensi = 5% x 31.670.000 = Rp 1.583.500,-
Total opname = total- retensi = 31.670.000 – 1583500 = 30.086.500,-
Ini merupakan contoh untuk perhitungan progress pekerjaan proyek atau opname lapangan. Pada contoh di atas dikurangi retensi.Retensi adalah biaya jaminan pekerjaan . Jika pekerjaan tersebut sudah selesai masa pemeliharaanya, maka biaya retensi dapat dicairkan kembali. Demikian langkah melakukan progress proyek.