Secara umum kecakapan QS meliputi beberapa bidang, yaitu ekonomi konstruksi (construction economic), hukum, manajemen proyek, pengukuran volume dan teknik bangunan (secara umum, bukan yang bersifat perencanaan). Dengan kecakapan atas bidang-bidang tersebut profesi QS kemudian berkembang sebagai bagian dari suatu struktur organisasi proyek. Dengan keahliannya tersebut seorang QS dapat bekerja untuk Pemberi Tugas, Kontraktor, Badan-badan pemerintah atau bahkan sebagai Credit Analyse di institusi keuangan (Bank).
RICS report yang berjudul “ The Future Role of Quantity Surveyor “ ( 1971 ) menyebutkan nahwa peranan seorang quantity surveyor adalah memastikan semua sumber daya indsutri konstruksi digunakan semaksimal mungkin untuk kepentingan masyarakat dengan menyediakan manajemen keuangan proyek dan sebuah jasa konsultasi biaya kepada klien dan desainer selama keseluruhan proses kontruksi.
Melihat perkembangan profesi ini selama kurang lebih 3 ( tiga ) abad, beberapa ahli telah mengelompokan peranan seorang quantity surveyor ke dalam 3 ( tiga ) tahapan perkembangan :
- Peranan tradisional
- Peranan modern
- Peranan lanjutan
Peranan tradisional seorang QS mencakup peranan – peranan mendasar yang telah dimulai sejak profesi ini diperkenalkan.Peranan tradisional ini sangat berkaitan erat dengan proses estimasi biaya pada tahapan konstruksi dan mencakup :
- Estimasi biaya
- Rencana biaya
- Nasihat pengadaan proyek konstruksi
- Pengukuran dan perhitungan kuantitas pekerjaan
- Persiapan dokumen terutama RAB
- Kontrol Biaya
- Penilaian dan pembayaran berkala
- Laporan keuangan
- Persiapan perhitungan akhir
- Perhitungan dan penyelesaian klaim terutama klaim yang menyangkut biaya pekerjaan
- Kontrak konstruksi
Peranan modern seorang quantity surveyor merupakan peranan yang berkembang akibat tuntutan zaman.Disini seorang quantity surveyor tidak lagi sebatas memberika estimasi pada tahapan kosntruksi , tetapi lebih dari itu. Peranan ini mencakup :
- Penilaian investasi
- Nasihat terhadap batas biaya dan anggaran
- Analisis risiko
- Rekayasa nilai
- Whole life cycle costing
- Jasa – jasa berkaitan dengan penanganan kepailitan
- Jasa – jasa rekayas biaya
- Administrasi kontrak
- Pengukuran dan perhitungan biaya lingkungan
- Audit teknis
- Pengawasan proyek
- Penilaian berkaitan dengan asuransi
- Nasihat penyelesaian sengketa konstruksi
- Jasa konsultansi terutama sebagai wakil pemilik proyek
- Manajemen proyek
- Manajemen fasiltas
Peranan lanjutan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, peranan ini akan berfokus kepada klien. Ketika akan menginisiasi sebuah proyek konstruksi, seorang klien akan membutuhkan dan mempertimbangkan beberapa factor, antara lain :
- Pilihan – berbagai macam pilihan yang dapat diambil klien selaku pemilik proyek
- Investasi dan alokasi risiko – jumlah dan jenis investasi serta distrbusi risiko selain kepada klien
- Komitmen – seberapa besar komitmen para pihak yang terlibat untuk menyelesaikan proyek dalam jangka waktu yang cukup lama
- Kredibilitas – seberapa kredibel para pihak yang terlibat
- Kompetensi – seberapa cakap para pihak yang terlibat
- Kejelasan, akuntabilitas, dan konsistensi.
Penting bagi seorang quantity surveyor untuk mengetahui kebutuhan – kebutuhan pemilik proyek yang mendasar. Pemilik proyek cendrung menginginkan proyeknya dapat diselesaikan dengan cepat, proses pengadaan yang sedehana dan mudah dipahami, dan manajemen proyek yang efektif.Pemilik proyek cendrung untuk berkoordinasi hanya mealui satu pintu atau entitas saja.Entitas tersebut harus mampu memberikan jasa menyeluruh terkait perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan proyek konstruksi.
Jasa seorang quantity surveyor juga dapat ditinjau dari pihak yang terlibat dalam kontrak.Dalam kontrak pelaksanaan proyek konstruksi, terdapa 2 ( dua ) pihak yang terlibat yaitu pemilik proyek dan kontraktor.Seorang quantity surveyor dapat bekerja dan memainkan peranannya disalah satu pihak ini.Jika seorang quantity surveyor bekerja di pihak pemilik proyek ( owner ), maka seorang quantity surveyor umumnya bertanggung jawab untuk menyelenggarakan tender, menghitung perkiraan pemilik proyek ( owner’s estimate ), memeriksa tagihan presatasi pekerjaan kontraktor, dan menghitung klaim yang diajukan oleh kontraktor.Sebaliknya, apabila bekerja di pihak kontraktor, maka seorang quantity surveyor bertugas untuk menghitung dan menyusun penawaran kontraktor ( RAB ), menghitung tagihan prestasi pekerjaan dan menghitung besaran klaim yang akan diajukan kontraktor.Selain ini seorang quantity surveyor juga dapat bekerja dengan memberikan jasa konsultasi professional ( konsultan QS ), termasuk juga dengan menjadi mediator dan arbiter dalam penyelesaian sengketa konstruksi.
Secara struktural, dalam organisasi proyek, posisi QS adalah setara atau setingkat dengan para Perencana lainnya seperti Arsitek, Perencana Struktur, Perencana Mekanikal dan Elektrikal, Perencana Interior dll. Secara kontraktual posisi QS juga sama dengan para Perencana lainnya yang mengikat kontrak secara langsung dengan Pemberi Tugas. Hal ini biasa terjadi pada proyek-proyek swasta.
Dalam pelaksanaan suatu proyek QS secara kolektif dengan para Perencana lainnya berusaha mewujudkan apa yang diinginkan oleh Pemberi Tugas secara optimal. Dari segi kronologis perencanaan QS dapat ditunjuk di awal sekali dari suatu perencanaan, yaitu pada tahap Inception. Jika ini terjadi maka QS akan cukup berperan dalam menentukan garis besar perencanaan (Outline Design) karena di awal perencanaan QS sudah memberikan suatu batasan biaya pembangunan yang dapat digunakan sedemikian sehingga Perencana harus membatasi juga desainnya. Namun di Indonesia, QS seringkali ditunjuk setelah tahap Schematic Design. Hal ini sebenarnya kurang efektif, karena pada tahap itu desain telah disetujui Pemberi Tugas sehingga QS tidak bisa memberi masukkan akan masalah design efficiency.
Peranan Quantity Surveyor selama tahapan proyek dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tahap Feasibility Study:
1) Memberikan saran/nasehat kepada Owner (pemilik bangunan) agar dapat mencapai seluruh kebutuhannya melalui bangunan, dengan biaya yang paling efisien (ekonomis).
Tahap Design:
1) Melakukan Value Engineering terhadap design yang ada, untuk dapat menekan biaya proyek tanpa mengurangi tujuan dan fungsi
2) Mempersiapkan Bill of Quantities
3) Menetapkan spesifikasi teknik dari proyek
4) Menyusun Cost Budget (Owner estimate)
Tahap Procurement/Pengadaan:
1) Menyiapkan dokumen pra qualifikasi/tender, termasuk menyarankan jenis kontrak, atau pasal yang bersifat khusus.
2) Menyelenggarakan pra qualifikasi/tender, dan termasuk mengevaluasi hasil nya, peran Q.S untuk kontraktor pada tahap ini adalah menghitung penawaran tender, yang paling kompetitif.
Tahap Construction (pelaksanaan proyek):
1) Menilai progress pekerjaan untuk pembayaran
2) Menghitung final measurement
Tahap Pasca Construction:
1) Menghitung pekerjaan tambah/kurang, termasuk menghitung unit price pekerjaan baru
2) Menghtiung pajak-pajak Konstruksi
3) Menghitung nilai eskalasi proyek
4) Menghitung claim konstruksi/asuransi
5) Menyelesaikan sengketa konstruksi melalui mediasi /arbitrase.
HUBUNGAN QS DAN PERENCANA LAINNYA
Walaupun secara struktural dan kontraktual posisi QS setara dengan para Perencana lainnya, namun karena bidang yang dikerjakan oleh QS berkaitan dengan anggaran biaya proyek maka seringkali dalam memberikan laporan yang berkaitan dengan biaya informasi tersebut tidak tersebar kepada para Perencana lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga independensi QS sehingga tidak terpengaruh oleh kepentingan apapun. Tetapi untuk beberapa kasus, terutama yang berkaitan dengan telah terlampauinya target anggaran yang disebabkan oleh pengembangan perencanaan yang terlalu besar, hal ini akan diberitahukan kepada Perencana yang bersangkutan. Karena hal ini pula seringkali QS dianggap sebagai cost cutter dari perencanaan yang coba dikembangkan oleh Perencana. Anggapan ini sebenarnya agak salah, karena apa yang dilakukan QS sebenarnya adalah membatasi pengembangan desain yang terlalu berlebihan yang telah melebihi target anggaran yang dimiliki oleh Pemberi Tugas. Jika hal ini terjadi dan, menurut Perencana, pengembangan tersebut tidak bisa dihindari maka QS harus memberi tahu Pemberi Tugas untuk menyiapkan dana tambahan untuk mengakomodasikan keinginan Perencana tersebut atau QS harus dapat mencarikan dana ekstra dari bagian desain lainnya.
Karena QS hanya memberikan laporan langsung kepada Pemberi Tugas seringkali QS mempunyai hubungan yang lebih eksklusif dibandingkan Perencana lainnya. Namun, sebenarnya, masalahnya bukanlah seperti itu. QS dapat saja memberitahukan apa yang diberikan kepada Pemberi Tugas, asalkan diperbolehkan oleh Pemberi Tugas karena informasi yang diberikan kepada Pemberi Tugas adalah sepenuhnya milik Pemberi Tugas. Jadi jika ada informasi yang berkaitan dengan anggaran yang harus diberi tahukan kepada Perencana lainnya hal itu adalah sepenuhnya hak Pemberi Tugas. Hal ini harus benar-benar dipahami oleh QS untuk menjaga independensi dan kredibilitasnya.
Pada proyek pemerintah posisi QS sedikit berbeda, karena biasanya QS disewa atau dikontrak bersama dengan Arsitek. Jadi secara kontraktual QS akan mengikat kontrak dengan Arsitek dan Arsitek akan mengikat kontrak dengan Pemberi Tugas. Namun demikian tugas-tugas QS harus tetap dilaksanakan secara independen dan profesional tanpa terpengaruh kepentingan Arsitek atau Perencana lainnya. Posisi QS yang berada di dalam Arsitek ini terjadi karena berdasarkan peraturan pemerintah yang berlaku tugas-tugas QS tercakup sebagai bagian dari pekerjaan atau jasa Arsitek. Pada sistim Rancang Bangun (Design and Build), posisi QS dan Perencana lainnya akan berada di bawah struktur organisasi kontraktor. QS dan Perencana lainnya akan mengikat kontrak dengan kontraktor sebagai bagian dari paket perencanaan yang ditawarkan kepada Pemberi Tugas. Namun demikian, sering kali, Pemberi Tugas juga mempunyai QS atau Perencananya sendiri yang akan bertugas sebagai penilai dari penawaran yang diajukan oleh kontraktor. Walaupun secara struktural posisi QS berada di dalam organisasi kontraktor, namun QS harus tetap menjaga independensinya tanpa terlampau banyak terpengaruh kepentingan kontraktor. Hal ini akan sangat membantunya dalam menjaga kredibilitasnya.